Seperti kita ketahui bahwa aircooled chiller memiliki effisiensi lebih rendah daripada watercooled chiller. Hal ini dikarenakan temperatur udara kering lebih tinggi daripada temperatur udara basah. Pada umumnya kapasitas aircooled chiler di setrifikasi pada suhu 35C, sedangkan watercooled chiller pada 30C.
Beberapa trik yang digunakan (tidak disarankan) oleh pengguna aircooled chiller ketika udara luar sangat panas adalah menyemprotkan air ke condenser fin. Hal ini akan meningkatkan kapasitas dari chiller untuk sementara. Air yang mengenai condenser fin akan mendinginkan siklus refrigerasi sehingga tercapai effisiensi yang baik.

Mengapa hal tersebut sangat tidak disarankan dalam jangka panjang karena air yang mengandung kalsium akan mengering pada condenser fin dan menutupi proses perpindahan panas. Apabila proses ini dikalukan terus menerus maka condenser fin akan rusak dan semakin memperpendek usia pakai dari chiller tersebut.
Beberapa minggu ini saya selalu disuguhkan iklan mengenai adiabatic pre cooling, setelah saya pelajari hal ini hampir sama dengan tindakan yang sebelumnya tidak saya sarankan. Perbedaanya adalah air tidak disemprotkan langsung pada condenser fin, melainkan di “uapkan” pada udara sekitar chiller. Hal ini menyebabkan udara menjadi dingin dan lembab. Setelah itu uap air ditangkap oleh adiabatic membran yang terletak sebelum condenser fin.

Proses ini di-klaim akan meningkatkan effisiensi dari chiller serta tidak akan merusak condenser fin karena air yang di semprotkan sudah di filter dari material yang mungkin dapat mengendap. Apakah ada yang sudah menggunakannya? Tulis di komentar
Titian Pramudya