Technical · Technology

Adiabatic Pre-Cooling; meningkatkan effisiensi Aircooled Chiller

Seperti kita ketahui bahwa aircooled chiller memiliki effisiensi lebih rendah daripada watercooled chiller. Hal ini dikarenakan temperatur udara kering lebih tinggi daripada temperatur udara basah. Pada umumnya kapasitas aircooled chiler di setrifikasi pada suhu 35C, sedangkan watercooled chiller pada 30C.

Beberapa trik yang digunakan (tidak disarankan) oleh pengguna aircooled chiller ketika udara luar sangat panas adalah menyemprotkan air ke condenser fin. Hal ini akan meningkatkan kapasitas dari chiller untuk sementara. Air yang mengenai condenser fin akan mendinginkan siklus refrigerasi sehingga tercapai effisiensi yang baik.

Mengapa hal tersebut sangat tidak disarankan dalam jangka panjang karena air yang mengandung kalsium akan mengering pada condenser fin dan menutupi proses perpindahan panas. Apabila proses ini dikalukan terus menerus maka condenser fin akan rusak dan semakin memperpendek usia pakai dari chiller tersebut.

Lanjutkan membaca “Adiabatic Pre-Cooling; meningkatkan effisiensi Aircooled Chiller”
Technical

System COP; mengoptimalkan chiller plant

Beberapa orang terkesima ketika melihat COP dari Chiller, terutama watercooled chiller. Ketika kita memilih sistem chiller berdasarkan COP, maka kita harus mengetahui bahwa effieisensi system pendinginan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh chiller. Memang energi listrik yang di pakai paling besar adalah compressor dari chiller, tetapi banyak equipment lainnya yang mengkonsumsi listrik seperti pompa, cooling tower dan control.

Akumulasi dari listrik yang digunakan terhadap hasil pendinginan disebut system COP, nilai dari System COP(KW/TR) biasanya lebih besar daripada Chiller COP(KW/TR) karena konsumsi listrik yang diperlukan lebih besar (Chiller+ pompa+cooling tower) dan pendinginan yang dihasilkan lebih kecil (loss). Bagaimana cara cara untuk menaikkan effisensi dari dari chiller plant?

Kalau kita berbicara chiller plant maka kita tidak berbicara satu chiller saja, tapi kita berbicara mengenai beberapa chiller yang di pasangkan dengan pompa sirkulasi (primary & secondary). Untuk mencapai effisiensi tinggi ada beberapa parameter yang dapat di pertimbangkan:

Lanjutkan membaca “System COP; mengoptimalkan chiller plant”
Technical

Sertifikasi Chiller, mengindari “Kecap Nomor 1”

Seperti kita bahas sebelumnya, bahwa COP merupaka salah satu faktor yang penting dan menentukan dalam memilih sebuah Chiller. Dengan melihat COP kita bisa membayangkan berapa banyak listrik / energi yang kita keluarkan untuk sebuah proses pendinginan. Setiap penjual Chiller akan berkata bahwa Chiller nya mempunyai kualitas terbaik dan effisiensi terbaik.

Seperti kita ketahui bahwa COP tergantung dari banyak faktor seperti Temperatur condenser, Temperatur Evaporator, dan beban pendinginan. Ketika begitu banyak variabel maka perlu dibuat sebuah standarisasi dalam menentukan COP yang di claim oleh masing masing merk. Untuk saat ini ada beberapa sertifikasi / standart yang digunakan dalam menghitung dan mengukur kapasitas chiller. Pada umumya produsen chiller menggunakan AHRI sebagai standar yang digunakan dalam brosur. Untuk daerah Eropa banyak menggunakan standart eurovent.

Tentu saja dengan di pakainya standart tersebut maka pengukuran akan menjadi apple to apple dan customer akan dapat membandingkan effisensi dari chiller yang hendak di pasang.

Lanjutkan membaca “Sertifikasi Chiller, mengindari “Kecap Nomor 1””
Technical

COP; Salah satu alasan memilih chiller

Ketika kita memilih sebuah equipment / peralatan, maka ada berbagai macam pertimbangan yang perlu diperhatikan. Beberapa pertimbangan tersebut biasanya seperti harga, kehandalan, effisiensi, dan aftersales. Jika diperhatikan semua faktor tersebut ujungnya adalah penghematan biaya baik diawal, dalam oprasional atau diakhir.

Seperti kita ketahui bahwa sistem pendingin mengkonsumsi 50-70% dari total biaya listrik yang dibayarkan setiap bulan. Apabila kita bisa memilih unit / equipment yang memikiki biaya oprasional rendah, maka terdapat potensi keuntungan lebih besar. Pada Equipment seperti chiller, effisiensi dapat dilihat dari COP. Apakah itu COP? COP adalah Coofisien Of Performance. Pada COP dibandingkan antara kinerja pendinginan terhadap energi yang di perlukan. Pada Chiller COP bisa di anggap KW(pendinginan)/KW(listrik) atau KW(listrik)/TR(pendinginan). Keduanya umum digunakan dan kita harus menjelaskan metode apa yang digunakan.

Untuk merubah nya bisa dipakai rumus sebagai berikut:

COP (KW/TR) = 3.517 / COP (KW/KW) atau COP (KW/KW) = 3.517/ COP (KW/TR)

Sebenarnya apakah perbedaan dari keduanya? Untuk COP(KW/KW) maka semakin besar nilainya, maka equipment chiller akan semakin effisien; sedangkan untuk COP(KW/TR) semakin kecil nilainya maka akan semakin effisien. Untuk simulasinya bisa dilihat pada gambar berikut.

Chiller COP effisiensi kw/tr kw/kw

Mengapa ada chiller dengan COP yang baik dan ada yang buruk? Apabila kita lihat pada diagram P-h pada sistem refrigerasi, maka kapasitas pendinginan sangat tergantung terhadap kapasitas condensor, dan effisiensi kompressor. Untuk sistem menggunakan watercooled condensor, maka panas dapat dibuang dengan mudah. Begitu pula untuk compressor, dengan menggunakan centrifugal compressor maka energi listrik yang di supply dapat digunakan untuk menaikkan tekanan refrigerant dengan hambatan yang rendah. Kedua faktor tersebut merupakan salah satu alasan centrifugal chiller memiliki effisiensi / COP yang baik.

Lanjutkan membaca “COP; Salah satu alasan memilih chiller”