Technical

Starter Panel; bagaimana memulai dengan benar

Setiap penggerak pada equipment rata rata menggunakan motor, dimana motor berfungsi memberikan tenaga atau daya kepada sistem mekanis untuk digunakan dalam sebuah proses. Pada sistem chiller energi listrik dirubah menjadi tekanan dengan kompressor. Setiap kompressor menggunakan kumparan motor untuk menggerakan scroll, screw, impeller sehingga terjadi tekanan yang cukup untuk proses refrigerasi.

Untuk chiller dengan kapasitas besar tentu saja memiliki electric motor yang besar pula. Motor ini sangat susah untuk digerakan dan menyerap daya yang besar. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik bahwa ampere/ arus yang diperlukan untuk menggerakan sebuah motor dari keadaan diam sangat besar dibandingkan ketika sudah berjalan.

Apabila arus yang diserap sangat banyak maka tegangan listrik dalam jaringan tersebut akan berkurang dan dapat menyebabkan kerusakan pada equipment di sekitar. Hal yang paling mudah kita lihat adalah ketika compressor AC dirumah (non inverter) menyala. Lampu akan meredup seiring dengan turunya tegangan dan arus di sistem tersebut. Bayangkan compressor dengan kapasitas 100 kali / 1000 kali harus menyala, dapatkah mempengaruhi sebuah sistem pada pabrik? Jawabbannya adalah ya.

Lanjutkan membaca “Starter Panel; bagaimana memulai dengan benar”
Technical

Primary dan secondary flow, cara effisien mengalirkan air dingin

Saat ini kita sudah mengetahup prinsip dasar chiller, yaitu mengalirkan air dingin untuk proses pendinginan / produksi ke seluruh bangunan. Tetapi bagaimana tepatnya air tersebut dialirkan, apakah melalui sebuah pipa besar? atau menggunakan pipa pipa kecil ke setiap FCU atau AHU. Cara yang sangat sering digunakan adalah Primary & Secondary Flow. Dengan cara seperti ini dapat di hindari penggunaan pipa dan pompa yang terlalu besar.

Berikut sekilas diagram mengenai primary & Secondary flow:

Dapat dilihat pada diagram bahwa tiap tiap chiller di supply oleh masing masing pompa, hal ini dikarenakan chiller memerlukan flow yang relatif konstan, sehingga tiap chiller dibekali masing masing pompa sesuai dengan kapasitasnya. Sebagai rule of thumb bahwa tiap TR memerlukan sekitar 2GPM(Gallon per minute). Semakin besar dari kapasitasnya maka semakin besar flow yang dibutuhkan. Hal ini dapat dihitung dengan rumus yang sama ketika menghitung kapasitas chiller.

Sedangkan untuk FCU dan AHU juga memerlukan flow nya masing masing sesuai dengan kapasitasnya. Total flow dari FCU dan AHU biasanya di wakilkan dengan kapasitas secondary flow. Karena itu secondary flow belum tentu sama dengan primary flow. Hal ini akan lebih berfariasi lagi apabila AHU tersebut dimatikan / tidak digunakan. Secondary flow akan berkurang seiringnya dengan kapasitas yang diperlukan.

Lanjutkan membaca “Primary dan secondary flow, cara effisien mengalirkan air dingin”